0

Long Distance Relationship, YAKIN???

Dari hasil survey gue selama ini, ngga deng, yang bener tuh dari hasil tanya-tanya selama ini ke teman-teman dan pengalaman pribadi juga yang baru dialami *curhat, mereka ogah dengan yang namanya Long Distance Relationship. Alasannya? “Kalo aku kangen, terus pengen ketemu dia, pengen di deket dia, kan ngga bisa! Lagian pasti tiap malam minggu, sendiri. Iri dong liat yang lain.” Salah satu jawabannya itu tuh. “Nope! Bullsheet dengan yang namanya LDR (baca: Long Distance Relationship). Penuh dengan kemunafikan! Paling lama kemarin itu setahun aku ngejalaninya.”* hahah ini gue deng :p Nah, komentar pertama itu adalah komentar dari teman gue yang usianya 20 tahun. Maklum berondong, Bo’! Sedangkan yang si narasumber yang kedua sepertinya pernah kecewa dengan hubungan jarak jauh ini *dan itu gue :p Setiap orang punya opini masing-masing baik itu berdasarkan pengalamannya ataukah hanya dari perasaannya saja. Tidak dilarang koq! Lalu, bagaimana dengan mereka yang sedang menjalaninya? Bagaimana mereka bisa bertahan *kayak lagu bang Rio febrian , bertahan Iri melihat pasangan lain yang mungkin bisa berduaan ??Hmm.. Menurut gue itu bukanlah masalah. Malah hal tersebut bisa menjadi bahan pelajaran untuk menerapkan pengendalian diri. Belajar bahwa suatu ‘kemesraan’ itu tidak hanya didapat dari kedekatan fisik. Lagian, jarak dan waktu bukanlah halangan lagi saat ini. Ada telepon, handphone, SMS, chatting-an, webcam, dan sebagainya. Sekarang tinggal kitanya – bagaimana bisa membuatnya begitu menyenangkan! Lalu komentar yang kedua. Kecewa dengan yang namanya pacaran jarak jauh yang katanya dipenuhi oleh kebohongan, ketidaksetiaan dan kemunafikan! (Tiga kata yang sebenarnya sama aja maknanya. Hehe) Justru ketiga inilah yang perlu diperbaiki. Kalau orangnya memang ngga’ sanggup dan kebetulan emang tukang selingkuh sama dah kayak tukang bakso, sama sama tukang, gimana pun bakal ngga‘ akan bertahan. Jadi, apa kiatnya supaya sukses menjalin hubungan jarak jauh? Sama halnya seperti pacaran pada umumnya: komunikasi, kesetiaan [kejujuran] dan saling percaya. Komunikasi juga bukan komunikasi asal-asalan dan bahkan kadang percakapannya menjurus ke hal-hal negatif. Yang ada ntar kayak phonesex, cybersex, dan lain-lain. Walau tidak dilarang untuk bersikap mesra sewaktu mengobrol, tapi ingat! Jangan sampai mendominasi pembicaraan. Bukankah lebih bahagia jika kita bisa memecahkan suatu masalah bersama-sama walau berjauhan, dan banyak lagi percakapan membina lainnya. Kesetiaan, kejujuran dan saling percaya. Ini nih masalah yang lain lagi. Kerap kali terjadi bahwa salah satu pasangan (atau mungkin keduanya) saling curiga. Pertanyaan yang ada adalah sebagai berikut: Kamu dimana? Dengan siapa? Semalam berbuat apa? Lagu siapa itu ya? Hihihi. Salah satu pihak akhirnya merasa terlalu dikekang. Kening pun selalu mengernyit. Oke. Sekarang saatnya untuk menerapkan! Cuma itu jalan satu-satunya. NB: gue menulis tentang LDR bukan berarti saya pakarnya lho, namun gue korbannya :) SAY NO TO LDR *gaya kampanye anggota partai

0 komentar:

Anterior Inicio

SlideShow